IOI NEWS - Presiden Institut Otomotif Indonesia (IOI), Made Dana Tangkas menyebutkan bahwa program low carbon emission vehicle (LCEV) dari pemerintah dinilai stag atau jalan ditempat.
“Maksudnya, Kebijakan yang disusun untuk mendukung pengurangan emisi karbon itu belum dapat diterapkan karena sejumlah masalah dalam penyusunannya,” tuturnya dalam keterangannya di Bali, Rabu (7/12).
Made Dana Tangkas menekankan bahwa Kementerian Perindustrian selaku eading sector penerapan kebijakan itu menyebut perlu ada roadmap insentif yang lebih matang. Bersama Kementerian Keuangan, Kementerian Perindustrian terus merumuskan insentif yang paling cocok untuk pengembangan LCEV di dalam negeri.
Kendati demikian, Made Dana Tangkas mengutarakan bahwa pihaknya akan serius mengembangkan kendaraan yang rendah emisi dan hemat bahan bakar, nyatanya hingga kini pemerintah belum memastikan kapan kebijakan LCEV dikeluarkan dan berlaku di Indonesia.
“Pemerintah terus berkutat dengan insentif yang akan diberikan kepada pelaku industri karena mahalnya ongkos produksi LCEV dan minimnya pasar kendaraan tersebut di dalam negeri. Dengan kelonggaran fiskal yang diberikan, pemerintah berharap dapat memperlebar pasar dan mendorong manufaktur kendaraan bermotor mau melakukan produksi di Indonesia,” paparnya.
Menurutnya, LCEV merupakan lanjutan dari LCGC. Namun, sejauh ini pemerintah belum membuat aturan turunan yang lebih spesifik sehingga bisa diterapkan oleh produsen otomotif.
Made Dana Tangkas menegaskan dengan mengatakan “Komitmen pemerintah untuk mengurangi emisi hingga 29% pada 2030 itu berapa besar kontribusi dari otomotif? Lalu, bahan bakar apa yang bisa digunakan, apakah itu biofuel, biodiesel, atau gas? Itu yang perlu dibahas lebih jelas.”
Selanjutnya juga, Made Dana Tangkas menilai terkait intensif, pemerintah dapat membuat stimulasi sederhana sehingga tidak menghilangkan potensi pendapatan untuk negara, sembari tetap mengakomodasi bisnis di sektor otomotif.
“pasar otomotif di dunia mengarah ke kendaraan yang ramah lingkungan. Di negara maju, permintaan mobil ramah lingkungan sangat besar karena adanya dukungan ketersediaan tempat pengisian bahan bakar dan baterai untuk kendaraan listrik,”Terangnya.
HUT IOI ke-5 dan Halal Bi Halal, Evaluasi & Proyeksi IOI ke 2025/30. 20 Mei 2021
Assalamualaikum wr wb. Dear Bpk/ibu dan sodara-sodara yang merayakan dan seluruh anak negeri & handai taulan yang berbahagia... Pada tgl. 24 Mei 2020 ...
HUT IOI ke 4 pd tgl. 20 Mei 2020 via Zoom sambil buka bersama di rumah masing2 bersama ABGCM, pejabat Kemenperin dan KemenkopUkm menjadi tonggak sejar...
Marhaban Yaa Ramadhan, Kami keluarga besar IOI mengucapkan Selamat Menjankan Ibadah Puasa 1441 Hijriah. Semoga kita senantiasa diberikan kekuatan, ke...
Focus Group Discussion "Refleksi Industri Otomotif Indonesia & Outlook Pengembangan Teknologi Ke Depan" Teknologi Industri Otomotif, Sistem Informa...
Acara silaturahmi, buka puasa dan 2nd anniversary IOI bersama kalangan ABGCM di Annex Bldg Lt10 hotel Pullman. Tema : Memasuki Indonesia i4.0 dan Moto...
Gaung keberadaan konsep mobil perdesaan dan versi produksi yang dirintis Kementerian Perindustrian dan Institut Otomotif Indonesia (IOI), sempat mati ...
Politeknik STMI, Jl. Letjen Suprapto No.26, Cemp. Putih Tim., Cemp. Putih, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta
(021) 42801783
secretariat@ioi.or.id
Subscribe to our newsletter and receive the latest offers and updates
Copyright © 2024 Institut Otomotif Indonesia All Rights Reserved.